Kamis, 16 Oktober 2014

Jenis-Jenis Terjemahan Menurut Ahli


  According to Larson (1984: 15)         Translation is classified into two main types, namely form-based translation and meaning-based translation.
ð Terjemahan diklasifikan kedlam 2 tipe utama, yaitu form-based translation dan meaning based translation
         Forms-based translation attempts to follow the form of the source language (SL) and it is known as literal translation.

ð Form based translation berupaya untuk mengikuti bentuk dari sumber bahasa dan dikenal sebagai literal translation.
         Meaning-based translation makes every effort to communicate the meaning of the SL text in the natural forms of the receptor language. Such translation is called idiomatic translation.

ð Meaning based translation membuat semua usaha untuk menyampaikan arti dari teks sumber bahasa dalam bentuk alami dari bahasa penerima. Jadi terjemahan ini disebut idiomatic translation.
 According to Catford (1978: 21)         

Based on the extent, the types of translation are:


Berdasarkan pada sedikit atau banyaknya, tipe transaltion adalah sebgai berikut :

1) Full translation, it is a type of translation in which the entire SL text is reproduced by the TL text materials

.ð full translation, adalah tipe terjemahan yang seluruh teks sumber bahasanya ditiru oleh materi teks bahsa sasaran.

2)  Partial translation, there are only some parts of the SL text to be    translated into the TL text.

ð partial translation, hanya ada beberapa bagian dari teks sumber     bahasa yang dapat diterjemahkan kedalam teks bahasa sasaran

In terms of level, the types of translation are:

Dalam istilah level, tipe terjemahan adalah sebgai berikut


1) Total translation, the TL material replaces all levels of the SL text

.ð total translation, bahan dari bahasa sasaran menggantikan semua level dari teks sumber bahasa

2) Restricted translation, it is the replacement of SL textual material with equivalent TL material at only one level; whether at the phonological level, graphological level, or at the level of grammar and lexis.

ð restricted translation, adalah penggantian material tekstual dari sumber bahasa dengan padanan materi bahsa sasran hanya pada satu level; apakah pada level fonologi, level grafologi, atau pada level tatabahsa dan kosa kata
         In terms of rank, translation is divided into:
Dalam istilah barisan, terjemahan dibedakan menjadi :

1) Rank-bound translation, it means that the selection of TL text equivalent is limited at only one rank, such as word-for-word equivalence, morpheme-for-morpheme equivalence, etc.
ð Rank- bound translation, itu artinya bahwa pemilihan dari padanan teks bahasa sasaran dibatasi hanya pada satu barisan seperti kata-untuk-kesamaan kata, morfem-untuk-kesamaan morfem dll.
2)  Unbounded translation, it can move freely up and down the rank-scale.

ð Unbounded translation, terjemahan ini dapat bergerak dengan bebas atas dan bawah pada skala tingkatan tersebut.
 According to Brislin in Choliludin (2007: 26-30)     

   Based on the purposes of translation:

Berdsarkan pada tujuan dari terjemahan :

1) Pragmatic translation: it refers to the translation of a message with an interest in accuracy of the information that was meant to be conveyed in the SL form and it is not conveyed with other aspects of the original language version. Example: the translation of the information about repairing a machine.

ð Pragmatic translation : itu mengacu kepada terjemahan dari sebuah pesan dengan kepentingan dalam akurasi dari informasi yang diartikan untuk disampaikan dalam bentuk sumber bahasa dan tidak disampaikan dengan aspek yang lain dari versi bahsa aslinya. Contoh : terjemahan dari informasi mengenai perbaikan sebuah mesin.
2) Aesthetic-poetic translation: it refers to translation in which the translator takes into account the affect, emotion, and feeling of an original version, the aesthetic form used by the original author, as well as any information in the message. Example: the translation of sonnet, rhyme, heroic couplet, dramatic dialogue, and novel.

ð Aesthetic-poetic translation : itu mengacu kepada terjemahan yang penerjemahnya memerlukan nilai perasaan, emosi, dan rasa dari sebuah versi asli, the aesthetic form digunakan oleh penulis asli sebagus informasi dalam pesan tersebut. Contoh terjemahan dari sonata, rima, kepahlawanan, dialgog dramatis dan novel.
3) Ethnographic translation: its purpose is to explicate the cultural context of the SL and TL versions. Translators have to be sensitive to the way words are used and must know how the word fits into cultures. Example: the use of the word ‘yes’ versus ‘yeah’ in America.

ð Ethnographic translation : Tujuan dari terjemahan ini adalah untuk  menjelaskan secara lengakap konteks budaya dari sumber bahasa dan versi bahasa sasaran. Para penerjemah harus sensitive terhadap cara kata-kata digunakan dan harus tahu bagaimana kata tersebut sesuai dengan kebudayaan. Contoh : keguanaan dari kata ‘yes’ terhadap ‘yeah’ di  Amerika
4) Linguistic translation: is concerned with equivalent meanings of the constituent morphemes of the SL and grammatical form. Example: language in a computer program and translation machine.

ð Linguistic translation: dikaitkan dengan padanan arti atas unsur morfem dari sumber bahasa dan bentuk tatabahasa. Contoh : bahasa dalam program computer dan terjemahan mesin
According to Jacobson in Leonardi (2000)      

   Intralingual translation refers to a translation in which verbal signs are interpreted by means of other signs of the same language. It happens within the same language (monolingual).
ð Intralingual translation mengacu pada sebuah terjemahan pada isyarat lisan yang diartikan menurut arti dari tanda-tanda lain dalam bahasa yang sama. Itu terjadi dalam bahasa yang sama.

         Interlingual translation is the one which refers to different languages whether it is bilingual or multilingual.
ð Interlingual translation adalah terjemahan yang mengacu pada perbedaan bahasa apakah itu dwi bahasa atau berbagai bahasa.         Intersemiotic translation refers to an interpretation of verbal signs by means of other signs of non-verbal sign systems.
ð Intersemiotic translation mengacu pada sebuah penafsiran dari tanda-tanda bahasa pada arti dari tand-tanda yang lain atas system tanda non verbal   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar